Bentuk bangunan Museum Lambung Mangkurat ini mengadopsi dari bentuk rumah adat khas suku banjar yang merupakan suku utama di Provinsi Kalimantan Selatan. Terlihat yang paling menonjol adalah atapnya yang lonjong memanjang. Sedangkan kuning menjadi warna dominan dari keseluruhan bangunan yang luasnya kira-kira 2 kali lapangan sepak bola.
Di dalam museum ini dipamerkan aneka benda-benda bersejarah. Seperti miniatur rumah adat, miniatur sampan, pakaian-pakaian adat pernikahan suku banjar, kerajinan tangan, alat-alat kesenian hingga diorama pelaminan. Semua itu memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengunjung perihal adat istiadat dan budaya yang wujud di masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan. Apalagi benda-benda tersebut ditampilkan secara detail sehingga mampu menyihir pengunjung untuk merasakan secara langsung sensasi budaya dan adat istiadat lokal. Dengan begitu, pengunjung diharapkan dapat menghormati dan mencintai resam kehidupan lokal yang mengutamakan unsur-unsur kebajikan dan kearifan alam.
Di bagian lain dari museum, terdapat peninggalan-peninggalan berharga yang dapat disaksikan untuk mengenang masa kejayaan kerajaan-kerajaan itu. Contohnya adalah benda-benda berupa patung dewa dan binatang yang berasal dari sebuah Candi, yaitu Candi Laras. Dengan adanya candi itu, diperkirakan bahwa pernah berkembang kebudayaan Hindu di Provinsi Kalimantan Selatan.
Benda-benda yang dipamerkan banyak yang berasal dari jaman Kerajaan Banjar. Ada replika pusaka-pusaka kerajaan, antara lain : kursi emas, penginangan, talabang (perisai), payung kerajaan, tombak dan mahkota. Pusaka-pusaka itu dibuat dari emas untuk mengesankan kejayaan dan kemegahan. Yang ditampilkan di Museum Lambung Mangkurat hanyalah replikanya saja. Benda asli yang terbuat dari emas disimpan di Museum Nasional, Jakarta.